In order for laying hens to produce more eggs, it is necessary to try to create a suitable growth and laying environment for the chickens, and to adopt corresponding supporting feeding and management measures according to the changing rules of different seasons. In the high temperature and high humidity season in summer, it is necessary to pay attention to heatstroke prevention and cooling, strengthen the ventilation in the house, maintain a dry environment and sanitation, provide sufficient and clean drinking water to the chickens, and appropriately increase the feeding amount of vegetables to improve the feed intake of chickens . In winter, special attention should be paid to the cold protection and heat preservation of the chicken house and artificial supplementary light. The temperature in the house should be maintained above 13°C, with 15-16 hours of light, and the drinking water should be properly warmed up, and cold water should not be drunk.
Pengeluaran terbesar dalam beternak ayam adalah pakan, yang menyumbang lebih dari 70% dari seluruh biaya beternak ayam. Pemberian pakan dan pengelolaan yang tidak tepat mau tidak mau akan menyebabkan banyak pakan yang terbuang. Langkah-langkah untuk mengurangi limbah pakan adalah: Pertama, tinggi pemasangan, kedalaman, dan panjang bak pakan harus diubah sesuai dengan umur ayam petelur dan kepadatan kandang, dan jumlah pakan yang ditambahkan tidak boleh melebihi 1/3. dari kedalaman palung. Pemberian pakan perlu dilakukan lebih sedikit dan lebih sering, mengurangi sisa makanan di dalam akuarium, dan menentukan jumlah pakan harian sesuai dengan tingkat produksi telur. Umumnya bila tingkat produksi telur 50%-60%, jumlah pakan harian setiap ayam sekitar 95-100 gram, dan tingkat produksi telur sekitar 95-100 gram.
Bila tingkat produksi telur 60%-70%, jumlah pemberian pakan harian adalah 105-110 gram. Bila tingkat produksi telur 70%, jumlah pakan ayam sehari-hari adalah 115-120 gram. Ketika tingkat produksi telur mencapai lebih dari 80%, pakan tidak dibatasi. Memberi makan secara ad libitum. Kedua, pemotongan paruh. Karena ayam mempunyai kebiasaan merencanakan makanan, maka sebaiknya paruh anak ayam dipotong pada umur 7-9 hari. Pada usia sekitar 15 minggu, pemotongan paruh diperlukan bagi mereka yang pemotongan paruhnya buruk. Ketiga, eliminasi tepat waktu ayam yang tidak menghasilkan ayam petelur atau performa petelurnya buruk. Ketika pembiakan selesai dan dipindahkan ke kandang petelur, harus dihilangkan satu kali. Mereka yang kerdil, terlalu kecil, terlalu gemuk, sakit, atau kurang tenaga sebaiknya disingkirkan. Selama proses produksi telur, ayam yang sedang mengerami, ayam yang sakit, ayam yang cacat, dan ayam yang dihentikan produksinya harus dimusnahkan sewaktu-waktu. Pada tahap akhir produksi telur, sebagian besar ayam yang tidak berproduksi akan dieliminasi. Ayam dengan mahkota berjanggut, wajah pucat, dan mahkota yang mengecil harus segera disingkirkan. Ayam yang ditemukan terlalu gemuk atau terlalu kurus juga harus segera disingkirkan.
Faktor lingkungan: perubahan program cahaya atau intensitas cahaya: seperti perubahan warna cahaya sewaktu-waktu, lampu mati tiba-tiba, memperpendek waktu cahaya, melemahnya intensitas cahaya, waktu cahaya tidak teratur, panjang dan pendek, awal dan akhir, terang dan berhenti, malam Lupa untuk mematikan lampu dll. Ventilasi sangat tidak mencukupi, tidak ada ventilasi dalam waktu lama, dll. Serangan cuaca buruk alami: tidak dipersiapkan atau dicegah terlebih dahulu, tiba-tiba terkena gelombang panas, angin topan atau arus dingin. Pemutusan air jangka panjang: Karena kegagalan sistem pasokan air atau lupa menyalakan sakelar, pasokan air tidak mencukupi atau terputus dalam waktu lama.
Faktor pakan: Perubahan signifikan pada bahan pakan atau masalah kualitas pakan dapat menyebabkan perubahan produksi telur. Seperti perubahan jenis bahan baku pakan secara tiba-tiba, pencampuran pakan yang tidak merata, pakan berjamur, penggantian tepung ikan dan tepung ragi, kadar garam tinggi, penambahan bubuk batu yang tinggi, penggantian lontong matang dengan lontong mentah, lupa menambahkan garam pada pakan, dll. Hal ini mengurangi asupan pakan ayam dan menyebabkan gangguan pencernaan. Laju produksi telur normal, bobot ayam tidak berkurang, hal ini menunjukkan bahwa jumlah pakan dan standar nutrisi yang diberikan telah memenuhi kebutuhan fisiologis ayam, dan tidak perlu dilakukan perubahan formula pakan.